Menantu Pahlawan Negara

Bab 106



Bab 106 Segera Mengunggah I*******m

Ardika tidak menyangka setelah identitasnya sebagai pemilik hotel terekspos, Hesti masih bersikap begitu arogan di hadapannya. 

Sebagai pemilik hotel, dia berhak memilih untuk menerima atau menolak siapa menginap di hotelnya. 

Hal ini adalah hal yang wajar. 

Namun, kalau didengar dari nada bicara wanita ini, dua artis papan atas menginap 

di hotelnya seperti sebuah anugerah baginya. 

Sungguh tidak masuk akal! 

Saat ini, Manajer Hendy berjalan mendekati Ardika dan berbisik, “Bos, dua artis ini sangat populer. Kalau mereka mengunggah komentar buruk tentang hotel kita, akan berpengaruh buruk pada bisnis hotel.” 

“Benarkah? Seberapa besar pengaruh mereka?” 

Ardika mencibir.

Seberapa besar pengaruh mereka? 

Melihat Ardika tidak memercayai ucapannya, emosi Hesti langsung meledak. 

Tepat pada saat ini, mobil yang ditumpangi oleh kedua artis papan atas itu sudah 

berhenti tepat di depan pintu hotel. 

Di bawah perlindungan para petugas keamanan, akhirnya kedua artis papan atas itu 

berhasil keluar dari kerumunan para penggemar mereka dan masuk ke dalam hotel. 

Setelah mendengar suara dari arah pintu masuk, Hesti langsung memanggil kedua 

artis itu menghampirinya 

“Kak Hesti, ada apa?”

Adrian dan Derick segera menghampirinya. 

Setelah mengamati dua artis terkenal itu sejenak, Ardika akui mereka memiliki fitur 

1/3 

wajah yang sempurna. Namun, riasan dan penampilan mereka terlalu berlebihan. 

Hesti menatap Ardika dengan tatapan dingin. Tanpa menoleh, dia berkata, “Adrian, orang ini adalah pemilik hotel. Dia baru saja mengusir kita! Aku menyuruhnya segera meminta maaf dan mengosongkan hotel untuk kalian dan kru kita. Kalau dia nggak setuju, kamu segera mengunggah Instagram!”

Adrian adalah seorang artis papan atas yang dia bimbing selama ini. 

Jadi, tentu saja dia mengetahui popularitas artis bimbingannya dengan baik. 

Setiap unggahan Adrian di Instagram selalu mendapat puluhan ribu komentar dan 

disukai ratusan ribu kali. 

Walaupun hanya beromong kosong, para penggemarnya bisa membuat unggahan 

itu masuk dalam daftar pencarian hangat teratas. 

Baik pakaian, sepatu, ponsel atau barang apa pun yang digunakan oleh Adrian, para penggemarnya pasti akan ikut memborong barang–barang tersebut. 

Hotel yang pernah ditinggali oleh Adrian pasti akan menjadi lokasi yang wajib 

dikunjungi oleh para penggemarnya. 

Karena itulah, tidak peduli menghadiri acara di kota mana pun, pihak hotel pasti akan berebutan untuk menarik perhatian artis papan atas ini menginap di hotel 

mereka. Content is © by NôvelDrama.Org.

Namun, sekarang Ardika malah ingin mengusir mereka. 

Sungguh konyol. 

Selama Adrian mengunggah beberapa patah kata di Instagram yang menyatakan dia telah ditindas oleh pihak Hotel Puritama, kurang dari waktu lima menit reputasi 

Hotel Puritama akan hancur. 

Selain itu, akan ada banyak penggemar yang akan menuntut permintaan maaf dari 

Hotel Puritama dan memberi komentar buruk dalam berbagai aplikasi pemesanan 

hotel, bahkan akan ada beberapa penggemar fanatik yang datang ke lokasi dan 

meminta pihak hotel untuk menyatakan permintaan maaf secara terbuka. 

Tanpa perlu mereka melakukan apa pun, bisnis Hotel Puritama pasti tidak akan bisa 

2/3 

berjalan lagi. 

+15 BONUS 

Selain itu, mereka sama sekali tidak perlu bertanggung jawab atas tindakan para 

penggemar. 

Itulah yang membuat Hesti berani bersikap begitu arogan di hadapan Ardika. 

Adrian sendiri sudah 

hotel seperti imanjakan oleh para penggemarnya. Seorang pemilik 

hotel seperti Ardika bukan apa–apa baginya. 

Begitu mendengar Ardika ingin mengusir mereka, emosinya juga tersulut. 

“Kamu! Cepat minta maaf!” kata Adrian dengan dingin sam unjuk Ardika. 

“Sejak aku debut hingga saat ini, nggak ada seorang pun yang pernah mengusirku. Kalau hari ini kamu nggak minta maaf, tunggu saja bisnis hotelmu ini hancur!”

Derick langsung mengeluarkan ponsel dan bersiap untuk mengunggah Instagram. 

Melihat Ardika tidak mengucapkan sepatah kata pun, melainkan hanya memasang ekspresi muram, Hesti mengira pria itu ketakutan. 

“Bagaimana? Sudah takut, ‘kan? Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Sekarang kamu nggak hanya harus meminta maaf, selesai meminta maaf kamu harus segera keluar dari sini. Selama kami menginap di hotel ini, jangan sampai kamu muncul di 

hadapan kami lagi!” 

Emosi Ardika benar–benar sudah tersulut. 

” 

Dia langsung mengeluarkan ponselnya dan menelepon Draco. 

“Beri tahu Wolf, kalau dia nggak sampai dalam waktu satu menit, nggak perlu datang 

lagi!”


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.