Menantu Dewa Obat

Chapter 89



Chapter 89

Bab 89

Untuk mengejar 300 juta dolar itu jelas tidak mungkin.

Oleh karena itu Reva hanya bisa memikirkan cara lain untuk mengumpulkan uangnya.

Sekarang di pihak Reva hanya ada tiga orang yang dapat dengan mudah menghabiskan 300 juta dolar, mereka adalah: Austin King, Brand Mont dan Kenji

Shim!

Meskipun Jack Meng juga memiliki kekuasaan tetapi itu tidak berarti bahwa dia cukup kaya. Dia hanya memiliki kekuasaan yang lebih kuat saja.

Dan akhirnya Reva memilih Brad Mont.

Lalu dia pun mendatangin perusahaan Brand Mont. Sebelum naik ke atas Reva menautkan kedua alisnya dengan heran.

Meskipun bangunan ini berada dibawah pancaran sinar matahari tetapi seperti diselimut oleh aura suram yang sulit dijelaskan.

Reva yang mendapatkan warisan ilmu dari dokter jenius Cullen Lee tidak hanya terampil dalam dunia medis tetapi juga mendapatkan ilmu Feng Shui.

Saat terakhir kali Reva bertemu dengan Brad, dia sudah merasakan ada yang tidak beres dengannya.

Putranya yang mengalami kecelakaan mobil sangat parah itu bukan hanya sekadar kecelakaan biasa.

Hanya saja hubungan Brad dan Reva yang tidak terlalu akrab dan sikap nyonya Mont yang tidak terlalu baik membuat Reva malas untuk mempedulikan dengan hal itu.

Kali ini demi 300 juta dolar ini Reva harus datang ke sini untuk membicarakannya.

Reva berjalan masuk kedalam perusahaan Mont Group. Dia mendaftakan diri di meja resepsionis kemudian duduk disampingnya sambil menunggu.

Tidak lama kemudian dia melihat gadis di meja resepsionis itu mendatanginya dengan sekelompok penjaga keamanan. This text is property of Nô/velD/rama.Org.

Pemimpinnya adalah seorang penjaga keamanan yang gemuk dan berkulit putih.

Ketika dia melihat Reva, matanya berkedip seolah-olah dia telah melihat seorang musuh.

Si gemuk ini adalah sepupu nyonya Mont dan dia adalah ketua keamanan disini.

Beberapa hari yang lalu nyonya Mont pulang kerumah dan mengeluh di depannya dengan mengatakan bahwa dia telah dipermalukan oleh Reva.

Si gemuk ini kemudian mengingat hal ini dalam hatinya. Dia sudah lama ingin mencari kesempatan untuk memberi Reva pelajaran dan membalaskan dendam saudara perempuannya itu.

Tetapi tak disangka Reva malah datang sendiri menemuinya

“Berdiri kau, siapa yang menyuruhmu duduk di sini!” Tegur si gemuk dengan marah.

Reva mengerutkan keningnya: “Bukankah sofa di lobby ini untuk diduduki orang?”

Si Gemuk: “Memang benar untuk diduduki orang, tetapi siapa yang menyuruhmu duduk?”

“Apa maksudmu?” Wajah Reva tampak dingin. Sudah jelas penjaga keamanan ini datang kesini untuk mencari masalah.

“Huhh!” si gemuk mendengus dengan dingin. “Namamu Reva:”

Reva tidak menjawab.

Penjaga keamanan itu menegurnya: “Apakah kau sudah tuli: Tidakkah kau mendengar pertanyaanku?”

Reva malas untuk menanggapinya dan mengibaskan tangannya: “Aku tak ingin bicara omong kosong denganmu. Kau minta Brad turun saja!”

“Lancang!” Penjaga keamanan itu berteriak, “Siapa yang memberi nyali kepadamu? Beraninya kau memanggil direktur Mont kita dengan namanya saja!”

Reva berkata dengan marah, “Apa yang sebenarnya kau inginkan?”

“Kau kira direktur Mont itu siapa: Orang yang bisa kau temui seenak jidatmu:” Penjaga keamanan itu berkata dengan dingin,”Pergilah, direktur Mont tidak menerima tamu hari ini!”

Reva mengerutkan keningnya dengan bingung: “Maksudmu kau dapat membuat

keputusan atas nama Brad?”

Seorang penjaga keamanan yang berada di sebelahnya segera berkata: “Ketua kami adalah adik ipad direktur Mont. Tentu saja dia dapat membuat keputusan atas nama direktur Mont!”

Reva yang mengetahui hal ini wajahnya menjadi dingin: “Aku sarankan kepadamu agar segera memanggil Brad untuk datang menemuiku! Kalau kau berani menundanya, akibatnya kau tanggung sendiri!”

“Brengsek, kau kira kau dapat menakutiku!” Si gemuk memaki: “Kuberitahu yah, selama aku ada disini hari ini jangan harap kau bisa bertemu dengan kakak iparku!”

“Jika kau ingin bertemu dengan kakak iparku juga boleh. Tetapi kau harus berlutut dan bersujud disini sampai emosi kakak perempuanku membaik. Saat itu mungkin aku akan membiarkanmu bertemu dengan kakak iparku!”

“Sudahlah, aku tidak ingin berbicara omong kosong denganmu!” Reva melambaikan tangannya dan mengeluarkan ponselnya: “Aku akan langsung menelepon Brad saja!”

“Kau masih ingin menelepon? Ambil ponselnya untukku!” teriak si gemuk dengan marah.

Beberapa penjaga keamanan itu segera bergegas tetapi tidak mengambil ponsel itu.

Mereka memegang tongkat dan memukul kepala Reva.

Next Chapter


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.